Review Paper Perangkat Lunak Konsultasi Penyakit Kehamilan Mengggunakan Case Based Reasoning

Judul Paper Rekayasa Perangkat Lunak Konsultasi Penyakit Kehamilan Berbasis Kasus (Case Based Reasoning) di Puskesmas Gunung Talang Menggunakan Visual Basic.
Jurnal Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan.
Sumber scholar.google.com, jurnal-tip.net
Volume & Halaman Vol. 6 No.1, Hal. 26-39
Tahun 2013
Penulis Eva Yulianti & Eka Gusriani
Reviewer Febryan Ramadhan (14114134)
Tanggal 24 Oktober 2016

A.    PENDAHULUAN

Sebelum membahas lebih jauh mengenai isi paper saya terlebih dahulu akan menjelaskan yang dimaksud dengan Rekayasa Perangkat Lunak dan Case Based Reasoning yang saya ambil dari paper ini.
Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak adalah suatu disiplin ilmu yang membahasa semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan spesifikasi kebutuhan pengguna), desain, coding, testing sampai pemeliharanaan sistem setelah digunakan.
Case Based Reasoning (CBR)
Case Based Reasoning (CBR) / Penalaran berbasis kasus (PBK) adalah salah satu metode pendekatan berbasis pengetahuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah berdasarkan pengalaman pada masa lalu. Pengalaman yang lalu dikumpulkan dan disimpan dalam tempat yang disebut “Basis Kasus”. Basis kasus adalah kumpulan kasus-kasus yang pernah terjadi. Case-based reasoning (CBR) merupakan teknik penyelesaian masalah berdasarkan knowledge pengalaman yang lalu.

B.    BIDANG YANG DIKEMBANGKAN

Bidang yang sedang dikembangkan adalah bidang kesehatan tentang konsultasi penyakit kehamilan, lalu kasusnya diselesaikan aplikasi desktop berbasis CBR menggunakan Visual Basic 6.0. Pemanfaatan CBR dalam bidang kesehatan ini sebenarnya yaitu berada pada penyimpanan nilai suatu hasil diagnosa yang penting dan nilai ini menjadi pertimbangan bagi seorang pasien. Karena hal ini sangat bermanfaat untuk pasien tersebut dalam menjalani perawatan atau pada waktu berobat kepada dokter dimasa yang akan datang.

C.    PERMASALAHAN

Masalah yang dibahas adalah meningkatnya penyakit kehamilan di daerah Gunung Talang, karena peningkatan tersebut pelayanan puskesmas gunung talang yang masih terbatas cakupannya tidak mampu resiko menanggugulangi ibu hamil dan kasus gawat darurat ibu hamil.

D.    SOLUSI

Dalam paper ini solusi yang digunakan untuk menanggulangi ibu hamil risiko tinggi dan kasus gawat darurat ibu hamil adalah dengan membuat aplikasi konsultasi penyakit kehamilan berbasis CBR. Aplikasi ini berguna bagi ibu hamil dalam mengetahui penyakit kehamilan berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan ibu hamil dan memberikan informasi kesehatan kehamilan. Pemecahan masalah/solusinya menggunakan informasi yang tersimpan pada basis kasus. 

Setiap kasus yang disimpan pada basis kasus diformat seperti dibawah ini:
Faktor bagian pada setiap kasus
Usia Ibu Hamil
Usia Kandungan
Gejala-gejala penyakit
Penyakit dan solusi

Adapun diagram cara kerja aplikasi ini adalah sebagai berikut :


Admin terlebih dahulu memasukkan kasus ke dalam sistem untuk penyakit kehamilan berupa pertanyaan sederhana yang mudah dipahami user. Kemudian admin juga menginputkan solusi dari permasalahan kehamilan itu sendiri.

User menginput permasalahan kehamilan yang dihadapi, seperti persoalan umum, atau permasalahan yang lebih spesifik mengenai gejala-gejala kehamilan.

Sistem akan mengolah data yang telah diinput oleh user dan sistem ini akan memberikan informasi mengenai permasalahan kehamilan yang dihadapi. Output/hasil berupa halaman data yang diinputkan oleh user dan kemudian akan ditampilkan solusi dari penyakitnya. Dalam aplikasi ini terdapat juga halaman tambahan seperti info ibu hamil yang diambil dari buku panduan kesehatan ibu dan anak menurut saya halaman info ini sangat penting untuk pasien di masa yang akan datang. Setelah itu ada juga halaman info kasus penyakit kehamilan dan searching penyakit, fitur ini berguna dan informatif bagi user.

E.    KONTRIBUSI

Aplikasi ini berkontribusi dalam permasalahan yang menyangkut informasi mengenai kesehatan bayi dan ibu hamil, aplikasi ini membantu mendeteksi penyakit kehamilan berdasarkan gejala-gejala yang ada.. Harapan pada aplikasi ini dapat membantu masyarakat umum terutama ibu hamil terkait penyakit kehamilannya.

F.    CRITICAL THINKING

  • Kelebihan
    • Dapat menghemat waktu dan biaya, tidak perlu antre, tidak perlu bertemu langsung dengan dokter untuk konsultasi.
    • Informasi yang diberikan berguna bagi kesehatan ibu hamil dan bayinya di masa yang akan datang.
    • Informasinya dapat mengurangi risiko tinggi pada ibu hamil.
    • Aplikasi mudah diakses dan cukup User-Friendly.
  • Kekurangan
    • Menurut saya aplikasi ini sudah bagus hanya saja kemungkinan info yang dihasilkan tidak akan seakurat jika periksa langsung menemui dokternya atau dengan pemeriksaan medis.
    • Membutuhkan pakar yang sangat ahli pada bidang kehamilan m
    • Membutuhkan pakar yang sangat ahli pada bidang teknologi itu sendiri, sebagai admin yang mengelola dan memaintenance sistem maupun aplikasi.

Analisis Pendapatan Nasional, Pertumbuhan Ekonomi, Uang, Bank dan Kebijakan Moneter

Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Dua Sektor

Perekonomian tertutup dua sekto merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi. Pihak-pihak yang terlibat dalam perekonomian tertutup ini adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta ( produsen) tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan juga tidak berhubungan dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor. Terdapat dua model analisis perekonomian tertutup sederhana yaitu:

    A. Model Analisis dengan Variabel Investasi dan Tabungan
    B. Model Analisis dengan Angka Pengganda
A. Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi justru akan menjadi injeksi, karena Investasi ini dapat menambah pendapatan nasional.
Jika digambarkan dalam arus melingkar seperti gambar diatas maka dapat disimpulkan jika kedua pihak saling terkait satu sama lain. Adapun analisisnya adalah sbb:
  • Sektor rumah tangga
    Sektor rumah tangga memiliki faktor produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut adalah kesediaan untuk bekerja (tenaga kerja), barang modal, uang, tanah dan skill. Dan untuk menanggung resiko atas faktor produksi yang diberikan sektor rumah tangga tersebut, sektor perusahaan memberikan gaji untuk kesediaan bekerja, pendapatan bunga untuk kesediaan meminjamkan uang, pendapatan sewa untuk kesediaan memberikan barang modal, dan pembagian keuntungan untuk saham yang ditanamkan. semuanya itu (garis b) merupakan aliran pendapatan bagi sektor rumah tangga yang berasal dari sektor perusahaan.
  • Sektor perusahaan
    Sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga. Aliran pengeluaran sektor rumah tangga (garis c) merupakan aliran pendapatan bagi sektor perusahaan. Namun diluar itu sektor perusahaan juga membutuhkan faktor produksi dari rumah tangga (garis a). Sehingga inti dari adanya sektor perusahaan adalah berusaha mencari peluang keuntungan dengan melihat kebutuhan yang dibutuhkan oleh sektor rumah tangga namun dengan menggunakan kembali sumber daya faktor produksi yang tersedia dari sektor rumah tangga untuk memproduksi barang / jasa untuk mewujudkan kebutuhan yang dibutuhkan tersebut.
Bagi sektor rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa. Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan.

Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi. Kita dapat mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan : Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 + (1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y

Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00 

Investasi
Investasi yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
  • Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri perusahaan.
  • Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
  • Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
(C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah

B. Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier. Proses multiplier adalah adanya perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus : 
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif dan biayanya diukur dengan menggunakan data produk domestic bruto(PDB) atau pendapatan output per kapita. Produk domestic bruto (PDB) adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentasi kenaikan pendapatan nasionala rill pada tahum sebelumnya.

Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi (inflation) adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (kontinu) selama waktu tertentu. Dengan kata lain juga inflasi adalah suatu proses di mana menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi merupakan proses dari suatu perisitiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat suatu harga. Artinya, apabila tingkat harga tinggi itu belum pasti menunjukkan inflasi. Jika terjadi proses kenaikan harga yang berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi berarti terjadi inflasi.

Pengertian Pengangguran
Pengangguran (unemployment) didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Seperti yang kita ketahui, tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai masalah lainnya di Negara kita menjadi salah factor utama rendahnya taraf hidup penduduk di Negara kita.

Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran

Dalam jangka pendek, kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak yang buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang domestik relatif lebih mahal dibanding dengan harga barang impor. Masyarakat terdorong untuk membeli barang impor yang relatif lebih murah. Harga yang lebih mahal menyebabkan turunya daya saing barang domestik di pasar internasional. Hal ini berdampak pada nilai ekspor cenderung turun, sebaliknya nilai impor cenderung naik.

Kurang bersaingnya harga barang jasa domestik menyebabkan rendahnya permintaan terhadap produk dalam negeri. Produksi menjadi dikurangi. Sejumlah pengusaha akan mengurangi produksi. Produksi berkurang akan menyebabkan sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan. Para ekonom berpendapat bahwa tingkat inflasi yang terlalu tinggi merupakan indikasi awal memburuknya perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi dapat mendorong Bank Sentral menaikkan tingkat bunga. Hal ini menyebabkan terjadinya kontraksi atau pertumbuhan negatif di sektor riil Dampak yang lebih jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan ekonomi yang dihadapi suatu negara.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh banyak orang.

Pada tahun 1958, pada dasawarsa dimana para pemikir ekonomi sedang ramai-ramainya bertukar pikiran mengenai teori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan hubungan yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal. Penemunannya ini diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk periode 1861-1957. Kurva phillips yang menghubungkan persentase perubahan tingkat upah nominal dengan tingkat pengangguran seperti diuraikan di atas biasa disebut dengan kurva phillips dalam bentuk asli. Di samping itu, ada juga kurva phillips dalam bentuk versi baru yang biasa disebut dengan kurva phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi).

Kurva Phillips

A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang.
Menggunakan pendekatan A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1995 hingga 2010, ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan tingkat pengangguran (lihat hasil analisis statistik di bawah ini).

Berbeda dengan di Indonesia, adanya kenaikan harga-harga atau inflasi pada umumnya disebabkan karena adanya kenaikan biaya produksi misalnya naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM), bukan karena kenaikan permintaan. Dengan alasan inilah, maka tidaklah tepat bila perubahan tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan dengan inflasi. Karena itu, perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi merupakan akibat dari adanya pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan dari peningkatan investasi.

Hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
Dari Gambar di atas diketahui bahwa tingkat inflasi dan tingkat pengangguran memiliki hubungan yang negatif. Artinya jika tingkat inflasi tinggi, maka pengangguran akan menjadi rendah. Atau sebaliknya, penganggguran akan menjadi tinggi jika perekonomian suatu negara mengalami inflasi yang rendah

Kesimpulan menurut pembahasan diatas, setelah dibandingkan pola hubungan antara inflasi dan pengangguran di Indonesia dengan teori Phillips yang dikemukakan oleh A.W Phillips, hasilnya tidak dapat dikaitkan ataupun dihubungkan dengan teori tersebut. Artinya, teori Phillips tidak berlaku di negara-negara berkembang terutama untuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena Phillips menggunakan asumsi untuk teorinya bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh agregat demand atau permintaan agregat, padahal di negara – negara berkembang, utamanya Indonesia inflasi lebih dipengaruhi oleh niaya produksi. Jika menurut Phillips saat teradi inflasi, perusahaan akan berupaya meningkatkan outputnya demi memenuhi kebutuhan pasar, asumsi agregat demand, sehingga perusahaan akan berupaya meningkatkan sumber daya atau tenaga kerja demi memenuhi kebutuhan masyarakat, akibatnya pengangguran kian menurun, karena dianggap dalam jangka pendek nilai nominal yang dibayarkan perusahaaan kepada tenaga kerja meskipun tetap namun nilai riil upah yang dibayarfkan tersebut menurun.

Akan tetapi berbeda dengan Indonesia, seperti yang disebutkan di atas, inflasi terjadi karena menigkatnya biaya produksi, sehingga secara tidak langsung harga bahan untuk memenuhi output atau permintaan pasar juga meningkat, sehingga perusahaan akan berupaya menekan biaya produksi guna efisiensi perusahaan, akibatnya demi menjaga efisiensi tersebut salah satu langkah yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah mengurangi tenaga kerja dan mengganti dengan mesin, sehingga biaya yang dianggarkapun juga berkurang, dalam artian perusahaan harus mengurangi tenaga keranya dengan cara mem PHK. Namun hal ini tidak dapat diartikan, bahwa di Indonesia hubungan antara inflasi dan pengangguran adalah positip, sebab dalam kenyataannya di Indonesia tidak ada hubungan yang pasti antara inflasi dan pengangguran.

Uang

Pengertian uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Teori Uang
Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

A. Teori Uang Statis
Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis adalah:
  • Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP, Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.
  • Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari, Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.
  • Teori Nominalisme, Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.
  • Teori Negara, Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.
B. Teori Uang Dinamis
Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:
  • Teori Kuantitas dari David Ricardo, Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.
  • Teori Kuantitas dari Irving Fisher, Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
  • Teori Persediaan Kas, Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
  • Teori Ongkos Produksi, Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
Motif Memegang Uang
Keynes dalam teori Preferensi Likuidasi menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam memegang uang ada 3 macam. Antara lain :
Motif Transaksi
Pada pendekatan klasik, diasumsikan bahwa tujuan setiap orang memegang uang adalah sebagai alat tukar. Keynes menekankan komponen permintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap orang. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan orang tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula. Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
Motif Berjaga-jaga
Uang digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian akan kebutuhan di masa mendatang. Keynes percaya bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan di masa mendatang. Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.
Motif Spekulatif
Keynes juga sependapat bahwa uang merupakan alat ukur kekayaan dan digunakan untuk mendpatkan keuntungan/berinvestasi. Sehingga salah satu alasan seseorang memegang uang adalah untuk alasan spekulatif. Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya.

Bank Sentral dan Bank Umum

Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu Negara.

Bank sentral di Indonesia bernama Bank Indonesia yang bertugas untuk:
  • Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
  • Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan tugas sebagai berikut:
  • Bank Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
  • Banker’snBank Bank Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya Bank.
  • Lender of last resort. BI dianggap juga pemberi pinjaman pada tingkat terakhir (kredit likuiditas darurat).
Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.

Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
  • Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat berharga.
  • Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
  • Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dll.
  • Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari kelebihan cadangannya.
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum
Bank Sentral
1. Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2. Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
5. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam
6. Tidak memiliki saingan
7. Bertindak sebagai Lender of The Last Resort bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga Keuangan

Bank Umum
1. Merupakan badan usaha yang mencari untung
2. Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4. Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank sentral
5. Hanya dapat menciptakan uang giral
6. Melakukan persaingan antar bank
7. Harus memiliki rekening pada bank sentral
8. Melayani baik pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, “margin requirement”, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Sumber:
http://ademelisa03.blogspot.co.id/2013/12/perekonomian-2-sektor-perekonomian.html
https://masrianisaidin.wordpress.com/2014/05/31/pengaruh-inflasi-dan-pengangguran-terhadap-pertumbuhan-perekonomian-di-indonesia/
http://elishisa.blogspot.co.id/2015/03/pengaruh-inflasi-terhadap-pengangguran.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang
https://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/uang-teori-uang-motif-memegang-uang/
https://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/bank-sentral-dan-bank-umum/
https://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/kebijaksanaan-moneter/

Pasar dan Pendapatan Nasional

PASAR


Pasar adalah proses bertemunya penjual dengan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk bertransaksi barang atau jasa dan menetapkan harga keseimbangan sesuai dengan penawaran dan permintaan yang terjadi.

Sedangkan menurut wikipedia, Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian.

JENIS JENIS PASAR

Pasar dapat dibagi kedalam banyak kelompok sesuai dengan alasan pembagiannya, beberapa diantaranya adalah :

1. Berdasarkan Wujud dan Ketersediaan Barang yang diperjualbelikan
  • Pasar Konkret (Pasar Nyata), pasar yang merupakan tempat terjadinya hubungan (interaksi) secara langsung (bertatap muka) antara pedagang dan pembeli, serta barang atau jasa yang diperjualbelikan dapat ditunjukkan di tempat tersebut. Artinya Pasar konkret merupakan pasar yang wujudnya dapat dilihat dengan nyata. Contohnya adalah pasar tradisional.
  • Pasar Abstrak (Pasar Tidak Nyata), pasar yang merupakan tempat terjadinya hubungan (interaksi) pedagang dengan pembeli secara tidak langsung dan tanpa bertatap muka. Barangnya pun bersifat abstrak, dalam artinya tidak dapat langsung dilihat atau dimiliki. Jadi Pasar Abstrak merupakan pasar yang tidak nyata. Contohnya adalah Pasar Saham dan Pasar Modal.
2. Berdasarkan Waktu Terjadinya
  • Pasar Harian, merupakan pasar yang aktivitasnya berlangsung setiap hari, contohnya pasar pagi atau pasar saham.
  • Pasar Mingguan, merupakan pasar yang aktivitasnya berlangsung satu kali dalam satu minggu. Contohnya Pasar Senin.
  • Pasar Bulanan, merupakan pasar yang aktivitasnya berlangsung satu bulan sekali, dan aktivitas tersebut dapat berlangsung lebih dari satu hari.
  • Pasar Tahunan, merupakan pasar yang aktivitasnya berlangsung setiap satu tahun sekali, durasi dari aktivnya pasar ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga bahkan ada yang lebih dari satu bulan. Contohnya adalah pameran tahunan.
  • Pasar Temporer, merupakan pasar yang aktivitasnya berlangsung pada waktu tertentu dan terjadi secara tidak rutin. Umumnya pasar ini dibuka untuk merayakan peristiwa tertentu. Contohnya adalah Bazar.
3. Berdasarkan Luas Jangkauannya
  • Pasar Lokal, merupakan pasar tempat terjadi hubungan (Interaksi) penjual dan pembeli dalam satu daerah atau wilayah tertentu saja. Pasar Lokal sering pula disebut pasar daerah setempat. Contohnya adalah pasar pagi pada suatu daerah.
  • Pasar Nasional, merupakan pasar tempat terjadi hubungan (Interaksi) penjual dan pembeli dari berbagai daerah atau wilayah dalam satu negara. Contohnya pasar Batu Akik.
  • Pasar Internasional, merupakan pasar tempat terjadi transaksi jual beli untuk kepentingan masyarakat internasional.
4. Berdasarkan Hubungannya dengan Proses Produksi
  • Pasar Output (Pasar Produk), pasar tempat terjadinya proses interaksi antara pedagang dan pembeli untuk melakukan permintaan atau penawaran terhadap barang/jasa hasil produksi perusahaan. Contohnya adalah seluruh pasar yang telah kami bahas diatas.
  • Pasar Input, pasar yang menyediakan berbagai faktor produksi agar pihak produsen dapat menghasilkan barang/jasa yang diinginkan. Pasar ini terdiri dari Pasar Sumber daya alam/tanah, Tenaga Kerja, Modal, dan Kewirausahaan
5. Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual dan Pembelinya)
    A. Pasar Persaingan Sempurna
    B. Pasar Persaingan Tidak Sempurna, Pasar ini terbagi lagi menjadi :
    • Pasar Monopoli
    • Pasar Oligopoli
    • Pasar Monopolistik
    • Pasar Monopsoni
    • Pasar Oligopsoni

PASAR BERDASARKAN STRUKTURNYA

Jumlah Pembeli, Jumlah Penjual, Skala Produksi, Jenis Produksi merupakan beberapa hal penting yang akan mengubah tingkah laku dan kinerja pasar. Sehingga dapat mengubah Struktur pasar tersebut, nah berdasarkan Perbedaan Jumlah Penjual dan Pembeli, akan terbentuk berbagai macam struktur pasar, yaitu :

A. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang memiliki 5 syarat utama berikut, yaitu :
  • Jumlah Penjual dan Pembeli Banyak
  • Barang dan Jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen. Artinya Barang dan Jasa antara satu penjual dengan yang lainnya sama, tidak ada unsur atau merek yang membedakan mereka. Contohnya Sayuran, Ikan, dll.
  • Penjual dan Pembeli Bebas Keluar Masuk Pasar. Artinya setiap orang memiliki hak untuk menjadi penjual atau pembeli pada pasar ini.
  • Informasi Pasar Bersifat Sempurna. Artinya Pedagang mengerti karakteristik barang/jasa yang dijual, dan pembeli mengetahui keadaan dan kualitas barang yang akan dibeli. Oleh karena itu informasinya bersifat sempurna, sehingga pedagang maupun pembeli tidak akan tertipu.
  • Harga Terbentuk Di pasar. Artinya harga ditentukan dari hasi interaksi penjual dengan pembeli berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran sehingga mencapai suatu harga kesepakatan.
B. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar Persaingan tidak sempurna merupakan pasar yang terbentuk jika tidak memenuhi salah satu atau beberapa syarat Pasar Persaingan Sempurna. Pasar Persaingan Tidak Sempurna dibagi lagi menjadi beberapa pasar yang memiliki ciri tersendiri, yaitu :
  • Pasar Monopoli, merupakan pasar yang dikuasai oleh satu orang penjual. Dalam Pasar monopoli kekuasaan tertinggi dipegang oleh penjual tersebut sehingga Keadaan pasar dapat langsung berubah hanya karena tindakan dari penjual tersebut.
  • Pasar Oligopoli, merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan dengan hasil produksi barang/jasa yang sejenis. Artinya dalam Pasar Oligopoli persaingan untuk barang/jasa tersebut hanya terjadi pada beberapa perusahaan tadi. Mereka bersaing dengan mengunggulkan produk masing-masing. Persaingan dapat dilakukan dari segi kualitas produk maupun harga produk.
  • Pasar Persaingan Monopolistik, merupakan pasar yang berada antara pasar monopoli dengan pasar persaingan. Ia tidak memenuhi persyaratan dari barang/jasa yang homogen sehingga tidak menjadi pasar persaingan sempurna. Barang/jasa tidak homogen karena memiliki merk yang berbeda-beda sehingga harga dan kualitas juga dapat berbeda. Persaingan pada pasari ini terjadi antara beberapa penjual dan beberapa pembeli untuk barang yang sejenis.
  • Pasar Monopsoni, merupakan pasar yang hanya terdiri dari satu pembeli (tunggal) dan terdiri atas banyak penjual. Dalam pasar ini Pembeli memiliki peran lebih dominan. Keuntungannya adalah kualitas barang bagus, harga terjangkau, sedangkan keburukannya adalah produk yang dianggap tidak bagus oleh pembeli sering menjadi penyebab kerugian produsen.Contohnya adalah peternak sapi yang hanya bisa menjual hasi susu sapi ke koperasi susu.
  • Pasar Oligopsoni, merupakan pasar yang terdiri atas beberapa orang pembeli (Lebih dari 2) dan banyak penjual (produsen). Dalam pasar ini peran pembeli juga lebih dominan, sehingga harga sangat dipengaruhi oleh penawaran atau permintaanya. Contohnya adalah Pasar Kopi, atau tembakau.

PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.

Konsep Pendapatan Nasional

  • Produk Domestik Bruto (GDP)
    Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
  • Produk Nasional Bruto (GNP)
    Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
  • Pendapatan Nasional Neto (NNI)
    Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
  • Pendapatan Perseorangan (PI)
    Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
  • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
    Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Perhitungan Pendapatan Negara

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
  • Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
  • Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
  • Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Perputaran Roda Perekonomian

Pertumbuhan Ekonomi dalam sebuah negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut,yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun.Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun dengan nilai output sektor tersebut dan dikali 100% kemudian dikurangi 100.Bila GDP mengalami pertubuhan yg tinggi berarti pendapatan masyrakat mengalami pertumbuhan yg tinggi.GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yg berlaku dan harga konstan.
  • Pengeluaran Agregat (Aggregate spending)
    Pengeluaran Agregat ini sama dengan permintaan aggregat karna konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga,investor,pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.Pengeluaran Aggregate itu dapat di golongkan menjadi 4 komponen, yaitu :
      a. pengeluaran konsumsi rumah tangga
      b. pengeluaran investasi oleh pengusaha (bisnis)
      c. pengeluaran pemerintah
      d. pemerintah luar negeri
  • Pengeluaran Konsumsi
    Merupakan bagian terbesar dari permintaan aggregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yg dibutuhkan.Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di indonesia diperkirakan 65% dari total GDP.Kosumsi dapat di bagi menjadi 3 yaitu barang tahan lama,barang tidak tahan lama,dan jasa.
  • Pengeluaran Investasi
    Investasi adlh tambahan terhadap akumulasi modal ditambah dengan perubahan persedian.Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal.Investasi adalah aktifitas yg bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa di masa mendatang.
  • Pengeluaran Pemerintah
    Pengeluaran pemerintah yg diperlukan agar roda permerintahan dapat berjalan dengan baik.Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam anggaran belanja dan pendapatan nasional ( APBN ).Barang dan jasa yg dibeli oleh pemerintah tidak dihitung ke nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada barang konsumsi karna barang dan jasa yg diproduksi oleh pemerintah pada umumya adalah gratis.Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun tidak dihitung dalam GDP karena tidak termasuk ke dalam pembelian barang atau jasa.

Masalah dan keterbatasan perhitungan PDB

A. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800. Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah. Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.

B. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin. Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

C. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik. Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi. Faktor-faktor nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

D. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar. Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://softilmu.blogspot.co.id/2015/08/Pengertian-Fungsi-Ciri-Jenis-Struktur-Pasar-Adalah.html
http://danprihono.blogspot.co.id/2012/04/chapter-10-pengertian-dan-konsep-konsep.html

Teori Produsen dan Fungsinya

 

TEORI PRODUSEN DAN FUNGSINYA

Produsen dalam ekonomi adalah organisasi/kelompok/orang yang menghasilkan suatu barang/jasa yang mempunyai nilai pakai dan nilai guna untuk dikonsumsi oleh konsumen. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.

Yang dimaksud dengan teori produksi adalah kegiatan yang membuat barang-barang, produksi juga sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang. Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang harus dijalani sehingga bisa menghasilkan barang yang berguna, secara sederhana proses itu digambarkan dibawah ini :


Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:

1. Produksi Jangka Pendek
Dalam membahas teori produksi kita perlu membedakan pengertian jangka panjang dan jangka pendek.Jangka pendek dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang digunakan dalam proses produksi.Produksi dalam jangka pendek bararti terdapat satu faktor produksi yang bersifat tetap,sedangkan factor produksi yang lainnya bersifat variable (berubah-ubah). Produksi dalam jangka panjang berarti semua faktor produksi yang digunakan bersifat variable (berubah-ubah).

Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)
Dimana
Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan
X1, X2, X3, ……, Xn = berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.

Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:

a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.

Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut :The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). “Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan” Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :

  1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
  2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
  3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
  4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
  5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.

Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
a. Produksi total dengan increasing returns,
b. Produksi total dengan decreasing returns, dan
c. Produksi total yang semakin menurun.

Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi :

Y = 12X2 – 0,2 X3, 
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.

2. Produksi jangka panjang
Sebagaimana telah dijelaskan, produksi dalam jangka panjang tidak terkait dengan jangka waktu proses produksi, tetapi lebih kepada sifat faktor produksi yang digunakan . Dalam jangka panjang semua faktor produksi yang digunakan bersifat variable atau berubah-ubah.untuk mempelajari produksi dalam jangka panjang kiata akan mempelajari kurva isoquant dan jumlah produk optimal.
A.) Isoquant atau Isoproduk
Kurva isokuant atau isoproduk adalah kurva tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi untuk menghasilkan tingkat produksi yang sama.
B.) Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis :
p = PY.Y -Px.X,
dimana
Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.

Least cost combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.


ONGKOS PRODUKSI
Pengertian Ongkos
Ongkos adalah kurva yang menunjukkan saling berhubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Sedangkan yang dimaksud dengan ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produlsi yang gunanya untuk memproduksi output atau pengeluaran. Ongkos produksi dibedakan menjadi:

Ø Ongkos Produksi Jangka Pendek
Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku, tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variable. jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variable.

Ø Ongkos Produksi Jangka Panjang
Dalam ongkos produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi, misalnya alat untuk membuat bahan-bahan produksi tersebut agar hasil produksi yang dibuat cepat terselesaikan. Dengan menerapkan system ini tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang. Semua pengeluaran merupakan ongkos variable.

Selain itu ada lagi pengertian lain dari ongkos:
1. Biaya Ekonomi yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi untuk menghasilkan output tertentu
2. Biaya Akuntans, yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost, tetapi ongkos disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan

Dari pengertian di atas yang secara umum diungkapkan terdapat juga 2 macam pengertian ongkos yaitu:
1. Economic Cost (Biaya Ekonomi), yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi untuk menghasilkan output tertentu.
2. Accounting Cost (Biaya Akuntan), yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost, tetapi ongkos disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan, sehingga ada istilah:
Ø Explicit cost, yaitu ongkos-ongkos yang tercatat atau terlihat jelas dalam pembukuan
Ø Implicit cost, yaitu ongkos produksi yang tidak terlihat dalam pembukuan
Contohya: adalah perusahaan rokok Djarum super yang mengiklankan produk rokoknya melalui media elektronik seperti iklan yang ada di televise. Maka perusahaan tersebut harus membayar biaya ongkos produksi iklan tersebut. Selain untuk membayar iklan pastinya perusahaan rokok tersebut membutuhkan bahan-bahan untuk membuat rokok tersebut, seperti kertas rokok dan tembakaunya. Maka perusahaan akan mengeluarkan uang untuk ongkos kertas yang diperlukan dan tembakaunnya.

Macam-macam ongkos adalah sebagai berikut:
Ø Total Fixed Cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh : penyusutan, sewa, dsb.
Ø Total Variabel Cost (Ongkos Variabel Total) adalah jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan. Contoh : ongkos bahan mentah, tenaga kerja, dsb.
Ø Total Cost (Ongkos Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel. TC = TFC + TVC.
Ø Average Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output. AFC = TFC / Q , dimana Q = tingkat output
Ø Average Variabel Cost (Ongkos Variabel Rata-rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output. AVC = TVC / Q
Ø Average Total Cost (Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output. ATC = TC / Q
Ø Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output. MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q

Pengertian Ongkos Produksi
Ongkos produksi secara umum dapat dinyatakan yaitu segala biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Disamping pengertian umum tersebut, ada 2 macam pengertian ongkos, yaitu:
1. Economic Cost, yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi untuk menghasilkan output tertentu;
2. Accounting Cost, yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost, tetapi ongkos disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan, sehingga ada istilah :
Ø Explicit cost, yaitu ongkos-ongkos yang tercatat atau terlihat jelas dalam pembukuan.
Ø Implicit cost, yaitu ongkos produksi yang tidak terlihat dalam pembukuan.

Kurva Ongkos
Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.

Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang

Kurva Biaya Total

Kurva Ongkos Variable Rata-Rata

Long Run Average Cost Curve

Kemungkinan Kapasitas Produksi


PENERIMAAN (REVENUE)
Penerimaan adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Kurva penerimaan adalah kurva yang didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Macam-macam penerimaan :
Ø Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan outputnya. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
Ø Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
Ø Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.

KEUNTUNGAN MAKSIMAL (MAXIMUM) 
Keuntungan maximum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya. Keuntungan maksimal dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
Ø Pendekatan Total
Ø Pendekatan Marginal
Ø Pendekatan Rata-Rata

Pendekatan Total
Laba Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas.
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:

Ø Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
Ø Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.

Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output. Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya.

Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan.


Sumber:
http://erwinpurwindiyanto.blogspot.co.id/2013/04/macam-macam-ongkos.html
https://idadwiw.wordpress.com/2012/06/30/macam-macam-ongkos-dan-kurva-ongkos/
http://sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1686/TEORI+PERILAKU+KONSUMEN.doc